TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan energi baru dan terbarukan di Indonesia masih terhambat pembiayaan. Target penambahan kapasitas pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 16,7 gigawatt pada 2028 dinilai sulit direalisasikan.
Direktur Aneka Energi Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi Harris mengungkapkan teknologi untuk membangun pembangkit EBT kebanyakan masih harus diimpor. Selain itu, tak mudah mendapat sokongan dana dari perbankan dengan bunga rendah. "Ini menyebabkan biaya produksi mahal," ujarnya saat dihubungi Tempo, Kamis 17 Oktober 2019.
Biaya besar lain yang harus ditanggung adalah ongkos pemasangan alat. Di sejumlah wilayah dengan potensi EBT, khususnya di timur Indonesia, mobilisasi alat masih terbatas. Beberapa lokasi misalnya memerlukan bantuan helikopter sehingga menambah beban produksi.
Selain itu, sejumlah pembangkit seperti pembangkit tenaga surya bersifat intermittent atau hanya dapat diperoleh di waktu tertentu. Artinya, perlu ada cadangan untuk memastikan aliran energi tak terputus. Kondisi membutuhkan tambahan investasi. Aspek ketersediaan lahan juga jadi salah satu faktor hambatan.
Dengan tingginya biaya produksi, harga jual listrik EBT sulit bersaing dengan listrik dari batubara. Saat ini harga listrik EBT di Indonesia berkisar US$ 10-11 sen per kilowatt-jam (kWh). Menilik negara seperti India dan Portugal, harga listriknya sudah bisa ditekan hingga US$ 3 sen dan US$ 2 sen per kWh. Harris berharap dengan beroperasinya PLTS Terapung Cirata dengan kapasitas 145 MW pada 2021 mendatang, harga listrik bisa ditekan hingga di bawah US$ 7 sen per kWh.
Manajer Program Transformasi Energi Institute for Essential Services Reform (IESR) Jannata Giwangkara mengatakan regulasi yang sering berubah juga menghambat EBT. "Misalnya, dalam tujuh bulan pernah ada tiga kali perubahan aturan mengenai harga beli listrik sehingga investor gamang," katanya.
Dengan rendahnya minat investor, Egi -- sapaan Giwangkara -- mengatakan sulit memenuhi target penambahan kapasitas pembangkit EBT. Selama 2014-2018, kapasitas terpasang hanya bertambah 1,15 GW. Sementara dengan target penambahan 16 GW hingga 2025, pemerintah perlu memastikan ada 3,2 GW kapasitas terpasang per tahun. Pada 2025 nanti pemerintah menargetkan 23 persen bauran energi baru terbarukan namun saat ini porsi EBT baru sekitar 11 persen.
Berita Selanjutnya
Artikel Terkait
Rekomendasi Artikel
Video Pilihan
Pertamina Patra Niaga Pastikan Pasokan Energi Jelang WWF di Bali
3 hari lalu
Pertamina siapkan ketersediaan pasokan energi jelang World Water Forum (WWF) ke-10, di Bali, 18 - 25 Mei 2024.
Strategi Pertamina Menjaga Ketahanan Energi dan Kelestarian Lingkungan
3 hari lalu
Direktur Utama Pertamina Persero, Nicke Widyawati, paparkan strategi ketahanan energi dan kelestarian lingkungan, saat menjadi panelis dalam sharing session CEO Forum Acara The 48th Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention & Exhibition
Selain Kelebihan, Ini Beberapa Kekurangan Energi Terbarukan
10 hari lalu
Dampak negatif dari bukan energi terbarukan mengganggu keseimbangan hidup, seperti merusak kualitas air, punahnya beberapa spesies.
Contoh Energi Terbarukan yang Menyimpan Cadangan Tak Terhingga
11 hari lalu
Energi terbarukan akan ada sepanjang masa, jika dimanfaatkan dan digunakan dengan tepat. Simak contoh-contoh yang termasuk dalam energi terbarukan.
IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia
11 hari lalu
IPA Convex ke-48 bertema Gaining Momentum to Advice Sustainable Energy Security in Indonesia and The Region.
5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan
11 hari lalu
Energi terbarukan perlu dijaga kelestariannya untuk generasi mendatang karena memiliki beberapa manfaat. Simak 5 manfaat energi terbarukan.
Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?
12 hari lalu
Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.
PHE Menjamin Kesetaraan Perempuan dalam Menjaga Ketahanan Energi
20 hari lalu
Berdasarkan data yang ada, PHE sebagai Subholding Upstream memiliki jumlah Pekerja perempuan sebanyak 1.749 orang dengan persentase rata-rata pekerja perempuan yang menjabat di tataran manajerial adalah sebesar 13 persen.
Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2
25 hari lalu
PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.
Tony Blair Temui Jokowi, Bahas Rencana Investasi Energi di IKN
30 hari lalu
Jokowi dan Tony Blair mengadakan pertemuan di Istana Kepresidenan hari ini.